Selasa, 21 April 2020

Jurnal Risa : Teror Liburan Sekolah


Judul: Jurnal Risa; Teror Liburan Sekolah
Penulis: Risa Saraswati
Penerbit: Bukuné
Cetakan: 1, 2019
ISBN: 9786022203537
Tebal: 186 hal

BLURB
Teruntuk saudara-saudaraku di Jurnal Risa;
Saat ini akhirnya datang, kesempatan untuk menceritakan kisah kita bersama. Hal ini harus kulakukan karena aku memang tak sanggup bila sendirian, menghadapi segalanya seolah aku ini sang pemberani.

Tanpa kalian, Jurnal Risa hanya akan jadi sebuah nama dan tak mungkin bisa berdiri sekuat ini. Dalam buku ini, aku ingin mengajak kita semua bernostalgia, tentang hal-hal gila yang pernah terjadi di masa kecil kita dahulu.

Teruntuk para pembaca kesayanganku;
Ini adalah cerita kami kecil, di musim libur sekolah yang menyenangkan. Ketika aku, A Angga, Nicko, Kakang, dan Riri untuk kali pertama berterus terang dan bertualang dengan ‘kemampuan’ kami.

Tidak pernah sedikit pun terpikir, ini adalah sebuah awal yang perlahan membentuk karakter kami. Sekumpulan penakut yang mau tak mau menjadi berani karena tak bisa menutup mata dan telinga dari teror mereka.

Risa Saraswati—

Ilustrasi menarik dalam Jurnal Risa

Apakah kamu pernah menonton Jurnal Risa di youtube?
Jika iya, kamu pasti tidak asing dengan nama Risa, Riri, Angga, Nicko, Kakang. Kali ini aku berkesempatan mengulas buku Jurnal Risa: Teror Liburan Sekolah; buku yang menceritakan kisah masa kecil mereka saat liburan sekolah di rumah kakek. Risa kala itu masih SMP dititipkan ke rumah kakek karena hanya beliau yang bisa membentengi Risa dari gangguan-gangguan astral. Sebelumnya kita tahu jika Risa memiliki teman 5 hantu Belanda (Peter, cs), dia mulai nyaman dengan hantu-hantu tsb dan hampir diajak ke alam ghaib.

"Memang benar, sejauh apapun kaki melangkah tetap saja selalu kembali ke rumah." (hal. 51)

Semua berawal dari rasa penasaran Kakang dan Nicko tentang kemampuan Risa dan Indy (adik Nicko) saat mereka liburan menginap di rumah Kakek. Tak disangka Angga juga memiliki kemampuan sama. Kemampuan melihat hantu itu diturunkan dari sang kakek.

"Ya.. Aku tidak sendirian sekarang, ada Angga yang juga melihat apa yang aku lihat." (hal. 59)

Dari sinilah petualangan mereka dimulai. Mereka tidak pernah membayangkan jika hal-hal yang mereka lakukan akan berakibat fatal. Mulai dari ketakutan, jatuh sakit, kesurupan, terus didatangi sosok laki-laki berbaju hitam bernama Mamat hingga  dicelakai sosok hantu perempuan jahat yang memiliki ketertarikan dengan salah satu dari anak-anak itu.  Bagaimana cara mereka melepaskan diri dari semua teror?


"Katanya ada satu yang dia susah usir. Wanita yang baru meninggal, wanita yang nggak bisa terima kematiannya." (hal. 70)

Ini bukan kali pertama aku membaca buku karya teh Risa. Namun, aku merasa buku ini tidak seseram buku-buku terdahulunya karena cerita diselipkan adegan kocak, ringan, ada ilustrasi menarik dan setting liburan sekolah khas anak-anak. Bahasa maupun alur kisah sederhana tetapi banyak pesan moral khususnya bagi anak-anak. Tokoh favoritku kakek karena beliau sosok yang bijaksana, mengayomi serta tidak menghakimi. Btw, aku penasaran dengan sosok Mamat dan laki-laki yang mengikuti Riri😧

Jurnal Risa di youtube

Sabtu, 18 April 2020

ANJANA - Apa Rahasiamu?


Judul: Anjana
Penulis: kedai_horor
Penerbit: Moka Media
Cetakan: 1, 2019
ISBN: 9786237191049
Tebal: 288 hal

BLURB
Kau yakin bisa menyimpan sebuah rahasia? Atau kau yakin, akan menceritakan sebuah rahasia walaupun nyawa taruhannya?
Kemarilah, mampir kekedaiku. Kau bisa memanggilku Sato. Kita bersantai sejenak. Aku akan menyimak ceritamu tentang dosa-dosa yang kau simpan rapat.
Namun kau harus berjanji, jangan ceritakan keberadaanku kepada siapa-siapa. Aku tak bisa menjamin, apakah kau akan selamat jika kau bocorkan rahasiaku.

“Terpujilah, Anjana!Terpujilah, Anjana!Terpujilah, Anjana!” Seru pria misterius itu.

Rahasia bisa membunuhmu, tak peduli seberapa rapat kau menyimpannya. Terlebih jika rahasia yang kausimpan, adalah dosa pada masa lalu.

Ini tentang sebuah kedai misterius, yang muncul di satu tempat, kemudian berpindah ketempat lain dalam sekejap. Hanya tampak bagi mereka yang memiliki rahasia.Di Indonesia, kita mengenalnya sebagai kedai nasi kucing. Di negeri jiran, Malaysia, ia disebut kedai nasi lemak.

Pemiliknya seorang pemuda tampan, ia gemar bercerita tentang berbagai cerita urban di mana punia muncul.Adapun, ceritanya selalu diawali dari sebuah kenyataan, dan kenyataan itu pasti akan selalu, berdarah!


Apakah kamu suka membaca buku genre horor? Atau malah anti dengan segala cerita berbau hantu karena takut? Nah.. Kali ini aku berkesempatan membahas buku horor karya kolaborasi 9 penulis yang sudah familier bagi pecinta horor.

"Kamu bilang hidup ini tidak adil? Memangnya pernah ada yang bilang hidup ini adil?" (hal. 1)

Setahuku: Anjana (kb) berarti perintah dalam bahasa Sansekerta, atau anak laki-laki dalam bahasa Jawa.

Buku horor ini berpusat pada sebuah kedai misterius yang  muncul dimanapun dan kapanpun. Kedai tersebut bernama Anjana. Hanya ada satu pelayan sekaligus pemilik kedai; seorang pemuda tampan bernama Sato yang tak kalah misterius dengan kedai tempat dia bekerja. Dia bisa mengetahui setiap masalah yang sedang dihadapi pelanggannya.

Ada 9 kisah berbeda dalam buku Anjana. Ini bukan kali pertama aku membaca buku kumpulan kisah horor, hanya saja Anjana ini berbeda. Kisah horor bertema urban legend dari Malaysia dan Indonesia dengan keunikan masing-masing. Sebelum masuk ke cerita-cerita di dalamnya, pemilik kedai akan menyambut pembaca dengan catatannya pada bagian prolog...

Satu kesamaan lain antara cerita satu dengan cerita lain yaitu rahasia. Setiap tokoh per bab memiliki sebuah rahasia kelam yang berusaha mereka pendam. Jika kamu jeli, ada tokoh-tokoh kameo muncul sebagai tokoh utama di cerita berikutnya.


Hari ini aku lanjutkan bahas buku Anjana. Aku salut pada para penulis karena sukses menciptakan suasana suram, tegang dan mencekam. Oiya, aku sudah beberapa kali mencicipi karya mereka sebelumnya sebut saja kak Ruwi, Andry, Yoana, Rettania, Ade, fatrim. Ahmad, Azwar dan Shahida sehingga gaya bahasa dan alur bahkan kejutan yang disajikan sudah familier. Walaupun tidak semua buku mereka yang pernah aku baca bergenre horor sih.

"Sebab orang-orang terdekatmu justru memiliki rahasia yang menyakitimu." (hal. 20)

Tokoh-tokoh di Anjana memiliki sisi gelap dan ketakutan yang berhubungan dengan masalah di kehidupan sehari-hari. Ada persahabatan dengan maksud terselubung, rasa iri hati dengan saudara, tindak perundungan, keinginan sukses secara instan, tindak kekerasan dalam keluarga, penyesalan sepasang kekasih, dll. Tak lupa penulis juga memasukkan urban legend atau mitos setempat yang baru aku tahu setelah membaca Anjana. Tokohnya memakai sudut pandang orang ketiga, alur campuran dan setting digambarkan cukup detail; kebanyakan tentu di kedai Anjana. Cerita dari Malaysia sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia meskipun ada beberapa kata terasa asing buatku.

"Jika kamu mempercayainya sebagai rahasia, artinya itu memang terjadi. Jika tidak, maka hanya seperti dongeng menyedihkan." (hal. 20)

Kisah yang terus membekas di pikiranku setelah selesai membacanya: Sirah Keteng,  Leled Samak, Hospital dan Alu Endong. Sirah Keteng memiliki plot twist di bagian ending, Leled Samak membuatku larut dalam kesedihan, Alu Endong membuatku ngeri membayangkan jika ada hantu macam ini di kehidupan nyata, hospital sendiri mirip dengan kejadian mistis yang pernah aku dengar tentang seorang Ibu melahirkan di rumah sakit terbengkalai😱 Oiya selama membaca buku ini, pembaca dimanjakan dengan ilustrasi keren. Btw, di gambar itu Sato😍


"Pesan moral hari ini, kebahagiaan tidak bisa diukur dengan materi. Dan tidak perlu menunggu orang lain untuk bisa bahagia." (hal. 140)

Hal-hal menarik yang aku temukan selama membaca Anjana:
1. Penulis berhasil membangun rasa penasaran sedari awal. Saat membaca prolog, aku dibuat bertanya-tanya siapakah sebenarnya sosok Sato, alasan dia bekerja di kedai Anjana, kenapa dia hanya sendirian di sana, pertanyaan apakah kedai Anjana itu nyata atau imajinatif. Jawaban tentang kehidupan masa lalu Sato aku temukan di epilog.
2. Cover sudah mewakili keseluruhan isi buku. Aura gelap dan suram sangat terasa hanya dengan melihat cover saja. Campuran warna-warna dark dengan gambar siluet tangan-tangan muncul dari tanah membuat bergidik.
3. Ilustrasi menarik dan 9 judul di dalamnya memberikan gambaran jelas kisah horor apa yang akan aku temui.
4. Aku dibuat berdebar-debar sekaligus penasaran ketika membaca di tiap ceritanya karena aku tidak tahu akan sad atau happy ending.
5. Setiap cerita memiliki pesan moral dari permasalahan yang muncul;

Secara keseluruhan aku menyukai buku ini karena menurutku horornya ringan, tidak perlu bolak-balik halaman, tinggal ikuti alur ceritanya saja.