Rabu, 11 Maret 2020

Boa Noite, Amor!: Selamat Malam, Cinta!



Judul: Boa Noite, Amor! (Selamat Malam, Cinta!)
Penulis: Henny Simamora
Penerbit: Widya Mora Berkat
Cetakan: 1, Juli 2019
ISBN: 9786239100902
Tebal: 224 hal

Sebuah quote menarik yang langsung menyambut pembaca setelah membuka halaman ucapan terimakasih dari penulis 👉 "Ada orang yang tidak bisa kamu lupakan sekeras apapun kamu melakukannya."

[BLURB]
Bagi Melani, kesalahan Manuel tak termaafkan. Laki-laki asal Timor-Leste itu meninggalkannya begitu saja, hanya karena mae-nya tak sudi bermantukan orang indonesia.

Melani tak memahami betapa sulit berada di posisi Manuel yang harus berdiri di antara dua orang yang sama-sama dikasihinya; Mae dan Melani.

Hingga Leo pun datang mengisi hari-hari Melani. Namun ke mana sesungguhnya hati Melani tetuju?

Sebuah novel romance tentang rasa sakit hati dikhianati, rasa penyesalan mendalam dan kegelisahan akan pelabuhan cinta terakhir bersetting di negara Timor-Leste.


"Kau tahu, kalau perempuan sudah menunjukkan perhatian, artinya mereka memiliki perasaan padamu, Manuel." (hal. 26)

Semua bermula dari rasa penasaran Melani pada sikap dingin dan ketus Manuel yang justru membuat mereka semakin dekat dan memutuskan meresmikan hubungan.

Namun, Melani ditolak mentah-mentah oleh Mae (Ibu Manuel) sebagai menantu hanya karena Melani berkewarganegaraan Indonesia. Mae punya trauma masa lalu.

"Semakin besar kau berharap, maka semakin besar rasa kecewa yang akan kau hadapi." (hal. 67)

Manuel bersikeras akan menikahi kekasihnya itu, tapi takdir memaksa Manuel menikah dengan Adeleine, wanita pilihan Mae hingga mempunyai seorang putri. Hubungan Melani dan Manuel pun kandas. Hal ini membuat Melani merasa dikhianati dan pergi untuk mengobati luka hatinya. Dalam penyembuhan sakit hati, Leo datang menawarkan kebahagiaan.

"Waktu akan menyembuhkan luka, Manuel. Kau sabar, ya." (hal. 147)

Tiga tahun berselang, Melani dan Manuel dipertemukan kembali dalam sebuah acara. Masihkah ada cinta diantara mereka?

Setiap tokoh memiliki karakter kuat. Melani blak-blakan dan keras kepala, Leo perhatian dan lembut, Manuel pintar dan pendiam, Bin Sonya penyabar dan pengertian, Mae berpendirian kuat dan pekerja keras, Adeleine lembut dan anggun. Bin Tia saja yang tidak muncul hingga ending😁

Aku suka dialog antar tokoh mengalir dan sangat menghibur. Part favoritku tentu percakapan saling ejek Melani-Leo, Melani-Manuel dan Leo-si Ibu😂

Btw, meskipun aku gemes-gemes kesel sama Mae tapi aku setuju dengan nasehatnya👍 "Terkadang anak muda yang sedang jatuh cinta tidak bisa berpikir panjang tentang situasi yang akan mereka hadapi. Pernikahan bukan perkara mudah. Orang yang kau pikir cocok pada hari ini belum tentu akan sama pada masa depan. Karena persoalan hidup berubah-ubah. Namun visi pernikahan hanya satu: menua bersama apapun masalahnya." (hal.187)


"Cinta memang begitu. Kita tidak bisa memilih apakah orang yang kita cintai akan balas mencintai kita atau malah melukai kita. Yang bisa kita lakukan hanyalah mencintainya sepenuh hati. (hal. 148)

Ternyata rasa cinta diantara Melani dan Manuel masih ada, hanya saja keduanya merasa harus menjaga jarak agar tidak ada lagi yang terluka. Meskipun Melani tahu jika Adeleine sudah tiada.

"Jika waktu memang bisa menyembuhkan luka, aku ingin bertanya kepadamu mengapa lukaku belum kunjung sembuh?" (hal. 190)

"Tak ada orang yang akan selalu menunggumu." (hal. 191)

Bin Sonya bertekad mewujudkan kebahagiaan Manuel bersama Melani. Tapi, Manuel bimbang antara memperjuangkan cinta atau menunjukkan bakti pada Mae yang masih teguh pada pendiriannya. Di sisi lain Leo terus menunjukkan perhatian pada Melani bahkan terang-terangan melamarnya. Siapakah yang akan dipilih Melani? Manuel mantan kekasih atau Leo atasan di tempat kerja yang baru?

"...melepaskan pun adalah salah satu cara dalam mencintai." (hal. 202)

Aku menikmati alur maju-mundur yang disajikan ditambah lagi ini pertama kali aku membaca novel setting negara Timor-Leste, penulis lebih banyak mengeksplor kota Dili. Makanan khas, tempat wisata, bahasa setempat, lagu dan sejarah kelam. Jadi berasa jalan-jalan ke sana😊

Konflik relate dengan masalah kehidupan sehari-hari. Penolakan calon mertua karena perbedaan. Orang tua menginginkan anaknya mendapat jodoh terbaik meskipun tanpa sadar telah mengorbankan kebahagiaan si anak. Intinya jangan menilai orang lain salah hanya karena perbuatan oknum tertentu.

Oiya, karena konflik orang dewasa, novel ini berlebel 15+ tapi tenang.. Tidak ada unsur kekerasan dan adegan mature2 gitu.

Aku menuntaskan buku bercover sunset pantai Cristo Rei ini hanya dalam sehari saja. Bahasa tidak berbelit meskipun ada typo yang aku temukan. (makin=makan di hal. 116).

Aku baru tahu ternyata kisah awal pertemuan Melani-Manuel diceritakan di Boa Tarde, Senhor!😢 semoga aku bisa membacanya.

🌟: 4/5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar