Selasa, 28 Mei 2019

CLARISSA: Si Kecil Super Sadis


(Diikutsertakan Dalam Kontes Review Haru)
Judul: Bayangan Clarissa
Penulis: Ahmad Akmal Azman
Penerbit: @penerbitharu
Cetakan: 1, Februari 2018
ISBN: 9786026383464
Tebal: 344 halaman

Aku ingin berbagi ketakutan pada kalian. Intip blurb-nya dulu yuk!

BLURB
Dia akan muncul di kamar siapa pun yang membaca E-mail ini.

E-mail berantai itu membuat netizen gempar. Pasalnya, E-mail itu bukan E-mail abal-abal. Clarissa benar-benar membunuh setiap orang yang mendapatkan E-mail itu dan mengabaikannya. Bahkan gadis kecil itu membunuh mereka dengan cara yang paling sadis.

Siapa Clarissa? Dari mana datangnya gadis kecil dengan mulut sobek dari pipi ke pipi itu?

Clarissa ada di situ dengan sebilah pisau besar yang tajam, dan mereka kini hanya tinggal sejarah.


CHARACTERS
Clarissa
Gadis kecil berumur 10 tahun. Dia tidak diperbolehkan bebas bermain ke luar rumah oleh Ibunya karena alasan tertentu. Di sekolah pun, dia sering diejek teman-temannya. Dia mendapatkan seorang teman di rumah. Hanya saja, ibu nya tidak bisa melihat teman satu-satunya itu.

Karina
Ibu Clarissa yang terlalu protektif pada anaknya. Sebelum hamil, dia seorang pecandu narkoba. Dia sering merasa cemas berlebihan karena takut Clarissa akan dibawa kabur dan dibunuh oleh suaminya.

Carlos
Seorang bandar narkoba, buronan polisi dan punya banyak musuh. Dia dilantik untuk memimpin jaringan Eropa dalam bisnis haram tersebut. Suami Karina ini menyesal punya anak perempuan.

Rachtma
Pembantu Karina yang berasal dari Jogjakarta.

Hawk
Adik Karina yang ikut kabur ke Kuala Lumpur bersama sang kakak.

Tokoh lainnya: Banyak sekali. Setiap tokohnya berhubungan. Silakan baca sendiri.
====================================
Bagian prolog sudah membuatku berspekulasi. Cerita dibuka dengan peristiwa  tahun 2014, saat seorang Ayah menidurkan anak perempuannya yang merasa sangat ketakutan. Entah apa yang sebelumnya terjadi di sana? Suasana tambah mencekam ketika si anak menunjuk lemari antik di depan tempat tidurnya. Si Ayah dengan ragu membuka lemari itu.

Cerita beralih flashback;  seorang korban pertama telah menerima email teror dari seseorang. Dia mengabaikan e-mail itu karena dianggap sebagai lelucon hingga sesosok gadis kecil bermulut sobek  menyeringai tiba-tiba muncul di samping tempat tidurnya. Dia terpaksa percaya saat itu juga. Meskipun terlambat.

"Wajahku cantik nggak, kakak?" (hlmn. 46)


Di bab lain dikisahkan masa lalu saat Karina mengandung, melahirkan dan membesarkan seorang anak perempuan bernama Clarissa.

Clarissa adalah anak yang tidak diharapkan Carlos meskipun Karina sangat menyayangi Clarissa. Hal itu justru membuatnya  protektif berlebihan dengan melarang Clarissa bermain keluar rumah sehingga Clarissa yang merasa kesepian justru berteman dengan sosok tak kasat mata bernama Cici.

Di tempat lain.. kasus pembunuhan sadis terus terjadi. Korban meninggal dengan cara mengenaskan setelah menerima e-mail teror yang sama lalu didatangi sesosok gadis kecil bermulut sobek. Korban seakan dipilih acak, namun jika membaca di tiap bab dengan jeli, kita akan menemukan benang merah setiap kasus yang berpusat pada satu titik. Benang merah seperti apakah itu? Siapakah dalang peneror lewat e-mail berantai itu?

Aku bergidik membaca ini. Penyiksaan abad pertengahan semuanya ada. Adegan gore digambarkan secara jelas dan sadis. Kenapa novel ini tidak berlebel novel dewasa?

Novel ini memakai alur maju-mundur  terdapat tanggal kejadian setiap bab. Meskipun harus rajin bolak-balik halaman biar paham. Ada beberapa hal supranatural dijabarkan di sini yang sebenarnya tidak terlalu perlu  diceritakan. Cerita berfokus pada pembunuhan berantai saja sudah bagus.

Secara keseluruhan aku suka kejutan demi kejutan di pertengahan bab hingga akhir buku. Aku berasa merangkai puzzle keping demi keping. Banyak kalimat bahasa Melayu masih dipertahankan membuatku belajar bahasa negeri Jiran.

QUOTE FAVORITE
"yang namanya ibu, sebesar dan berapa pun usia si anak akan tetap diomeli dan direcoki. Belum sah jika telinga si anak belum berdengung." (hlmn. 9)

"teman tertawa mudah menghampiri, tetapi teman menangis memang susah dicari." (hlmn. 49)

"Ibaratnya, hidup segan mati tak mau. Hakikat kehidupan yang diibaratkan seperti roda. Hari ini di atas. Esok mungkin diinjak ke bawah" (hlmn. 85)

"Laughter is the best medicine." (hlmn. 216)

🌟: 3,8 / 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar