Rabu, 29 Mei 2019

JANSHEN: Si Ompong


Judul: Janshen
Penulis: Risa Saraswati
Penerbit: Bukune
Cetakan: 1, September 2017
ISBN: 9786022202417
Tebal: 214 halaman

BLURB
“Risa, kau gemuk!”
“Risa, aku takut hujan!”
“Risa, aku benci disebut hantu!”
“Risa, seandainya gigiku tak ompong!”
“Risa, aku rindu Anna….”
“Risa… terima kasih, biarpun kau jelek, aku menyayangimu. Sama seperti sayangku kepada Annabelle. Jangan berhenti menemuiku karena menemuimu membuatku merasa hidup.”
—Jantje Heinrich Janshen—

Selama ini kita memanggilnya “Janshen”, padahal itu adalah nama belakang keluarganya. Sejak lahir, anak ini dianggap sebagai pembawa kebahagiaan karena siapa pun yang ada di sekitarnya selalu merasa bahagia.

Tak ada yang mau tahu bagaimana kisah hidupnya. Semua sahabat hantuku tak tertarik mencari tahu karena masalah terberat seorang Janshen hanyalah gigi ompong yang membuat anak itu menjadi bulan-bulanan.

Kupikir hidupnya selalu menyenangkan, kupikir harinya selalu dipenuhi tawa. Ternyata aku salah, anak sekecil dan selucu dia harus menghadapi banyak masalah hingga akhir hidup.

Selamat datang di kehidupan si hantu ompong favoritku. Selamat menyelami sisi gelap masa lalunya.


[CHARACTERS]
The parents
Marthaus Janshen adalah Ibu dari keempat anak yang berasal dari Friesland. Orangtuanya adalah seorang petani. Dia sosok perempuan yang lembut dan mandiri.

Jan Gerrelt Janshen adalah ayah yang sayang keluarga. Postur tubuhnya gagah dan tinggi. Dia juga pekerja keras dan berwajah tampan.

The Children
Maria Elizabeth adalah anak sulung  berusia 12 tahun yang kurus tapi pintar memadupadankan pakaian.  Dia adalah gadis Belanda anggun yang terbiasa merawat diri. Lizabeth mempunyai riwayat penyakit jantung.

Engel Annabele Janshen adalah anak kedua yang suka membaca buku di atas pohon belakang rumah atau di salah satu kamar pembantu daripada berdandan. Dia terlihat tomboi dengan celana panjang. Dia santun dan cuek namun perhatian pada keluarganya.

Margarethie Reina Janshen adalah anak ketiga yang bertubuh tinggi, ramah dan cantik. Hal ini membuat banyak pria jatuh hati kepadanya.

Jantje Heinrich Janshen adalah anak bungsu yang mungil dan menggemaskan. Rambutnya berwarna lebih terang dibandingkan kakak-kakaknya yang cenderung cokelat. Dia menyukai warna pink.

Tokoh lain: Raden Satirah, Robbert Grunigen, Rebecca Grunigen, Joshua Adden.


Garrelt dan Martha bukanlah pasangan dari keluarga berada. Mereka lantas mencari peruntungan dengan berdagang di Hindia Belanda mengingat anak pertama mereka (Lizabeth) mempunyai riwayat penyakit jantung yang biaya perawatannya mahal.

Tapi mereka tetap bersyukur dan bahagia hidup bersama ketiga anak perempuannya yang rukun. Kebahagiaan keluarga itu semakin lengkap dengan kelahiran anak laki-laki yang dipanggil Janshen.

Kebahagiaan mereka tidak berselang lama. Masalah bertubi-tubi datang menghampiri. Anak ketiga (Reina) divonis penyakit mematikan yang mengharuskan mereka kembali ke Belanda.

Anna dan Janshen harus tetap tinggal di Hindia Belanda/tidak ikut kembali ke Belanda karena suatu hal. Anna dan Janshen merasakan besarnya kerinduan pada keluarga dan harus hidup mandiri di negeri jajahan. Hingga saatnya Nippon menemukan tempat persembunyian mereka dan melakukan hal yang mengerikan...

"Anna, tolong..... jangan pernah meninggalkan aku, ya? Janji!" (hal. 165)

Kelebihan: Banyak nilai moral yang bisa diambil dari novel ini. I love the pink cover so much..😍

Kekurangan: walaupun kisah sesosok hantu tapi tidak begitu horror justru menggemaskan.

🌟: 3.5/5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar