Rabu, 29 Mei 2019

THE WINDUP GIRL: Kekacauan Bio-Terorisme


Judul: The Windup Girl
Penulis: Paolo Bacigalupi
Penerbit: Elex Media Komputindo
Cetakan: 1, Desember 2018
ISBN: 9786020487373
Tebal: 500 halaman

BLURB
Anderson adalah perwakilan dari AgriGen, dikirim ke Thailand untuk bekerja sebagai manajer pabrik sembari mengombinasikan bahan makanan yang kemungkinan akan punah, dengan harapan akan mendapatkan sejarah mengenai kalori yang hilang.

Emiko adalah gadis robot. Dia makhluk yang aneh namun cantik. Emiko bukan manusia; dia digerakkan oleh mesin, tumbuh dan diprogram untuk memberi kepuasan bagi para pebisnis Kyoto. Namun setelah dianggap tak berguna lagi, dia dibuang ke Bangkok. Di Thailand, robot disebut Orang Baru. Mereka dianggap tak berjiwa dan sama seperti iblis. Mereka adalah budak, tentara, dan mainan bagi pabrik kalori yang akan segera memimpin dunia.

Apa yang akan terjadi jika kalori dijadikan alat tukar? Apa yang akan terjadi jika bio-terorisme dijadikan alat untuk mendapatkan keuntungan perusahaan? Benarkah bio-terorisme telah membawa umat manusia ke titik puncak evolusi pasca-manusia?


[CHARACTERS] 
1. Anderson Lake
Seorang farang yang ditugaskan sebagai manajer di pabrik SpringLife Thailand, dia juga sedang meneliti tentang genetika pada makanan.

2. Emiko
Robot Jepang bertugas melayani pebisnis Kyoto. Dia diprogram sebagai robot penurut namun, tidak tahan cuaca panas. Karena suatu hal, dia dibuang ke sebuah negara tropis yang sangat panas. Di sana dia disebut Orang Baru. Dia bertekad untuk pergi ke desa bagian Utara.

3. Tan Hock Seng
Seorang Kartu Kuning yang bekerja di kantor SpringLife. Meskipun dia terkesan beruntung dibandingkan dengan para pengungsi Kartu Kuning lain di menara Ekspansi, namun dia masih memiliki trauma masa lalu. Dia  membuat rencana demi kepentingannya sendiri.

4. Kapten Jaidee Rojjanasukchai
Seorang kemeja putih yang dikenal sebagai Macan Bangkok dan pernah bertarung di ajang Muay Thai. Kemunculannya menjadi ancaman bagi Menteri Perdagangan Akkarat sehingga membuat keluarganya terancam bahaya.

5. Letnan Kanya Chirathivat
Anak buah Jaidee berwajah dingin dan hampir tidak pernah tersenyum (sifatnya berkebalikan dengan Jaidee) karena mengalami masa lalu yang kelam.

Banyak sekali tokoh-tokoh memakai istilah misalnya: Pezina Anjing, Tuan Kotoran, Kemeja Putih, Kartu Kuning, Chan Tertawa, dll. Selain itu, banyak juga pemakaian bahasa Thai. Tenang saja kalian tidak akan bingung jika sudah membaca hingga pertengahan bab dan sering bertemu dengan istilah² tsb.๐Ÿ˜Š


Cerita diawali dengan Anderson mencicipi buah Ngaw (buah yang tahan lepuhan karat; berkulit semburat merah dengan sulur-sulur kasar hijau dengan biji berwarna hitam dan daging buah transparan mirip rambutan) di pasar Thailand. Dia terobsesi dengan asal usul buah tsb.

Btw, ada beberapa peristiwa menarik di bab-bab awal:
1. Anderson yang berhasil menyelamatkan pabrik SpringLife dari amukan megodont (hewan mutan mirip gajah) di pemutar nomor empat. SpringLife menggunakan tenaga megodont untuk sistem penggerak pabrik. Sayangnya beberapa pekerja tewas dalam insiden tsb.

2. Pertemuan pertama Anderson dengan Emiko, dalam percakapan mereka si gadis robot memunculkan nama Gibbons sebagai orang dibalik bibit genetika yang dicari Anderson.

3. Jaidee dan anak buahnya membongkar muatan di landasan Balon Udara bersama petugas bea cukai lalu mendapati muatan milik Richard Carlyle; seorang farang yang berpihak pada Menteri Perdagangan Akkarat dan Somdet Chaopraya (pelindung kerajaan). Dari kejauahan ada seorang pria misterius tengah memperhatikan mereka. Sejak saat itu, kehidupan dan karir Jaidee mulai mengalami kehancuran.

4. Hock Seng mengambil beberapa gulungan uang di bank WeatherAll lalu menawarkan kerjasama bisnis pada Tuan Kotoran dan menyuap Pezina Anjing. Dia telah memikirkan matang-matang segala rencananya.

Lalu... pabrik SpringLife mengalami hal buruk, musuh yang berencana menjatuhkan Jaidee mulai beraksi dan Emiko di tempat pengasingan mengalami kesulitan.. 

Emiko berhasil diselamatkan oleh Anderson setelah dirinya hampir dibunuh oleh orang lokal. Dia masih bersikeras ingin ke desa Utara dan berusaha membujuk Raleigh-san; pelindungnya.

Jaidee terpaksa melepas karirnya, membuat permintaan maaf terbuka pada Kementrian Perdagangan dan menjalani hukuman demi menyelamatkan istrinya, Chaya. Dia bertekad balas dendam pada Menteri Perdagangan Akkarat. Naas, usahanya berdampak fatal! Kegagalan Jaidee membuat pasukan Kemeja Putih marah dan memperketat penjagaan di seluruh kota. Mereka taksegan berbuat kejam.

Di Pabrik SpringLife, Hock Seng dan Mai menemukan dua pekerja yang sakit. Jika Kemeja Putih tahu, pabrik bisa dihancurkan. Mereka  merahasiakannya. Lalu, di tengah kemelut Kemeja Putih pasca kegagalan upaya balas dendam Jaidee, Hock Seng mencari jalan untuk menyelamatkan diri dengan mencuri uang pabrik.

Anderson khawatir melihat penjagaan dan kekerasan yang dilakukan pasukan Kemeja Putih. Dia juga kesal karena Hock Seng mengkhianati dirinya, kabur membawa uang SpringLife. Anderson kemudian bertaruh dengan Somdet Chaopraya sambil terus mencari keberadaan Gibbons.

Kanya diangkat menjadi kapten menggantikan Jaidee. Tapi, justru hatinya bimbang. Lalu, wabah penyakit baru muncul yang membuatnya terpaksa berurusan dengan Gibbons.

Aku penasaran dengan sosok Gibbons. Dia selalu disebut dan dicari. Sepertinya dia menjadi tokoh kunci dibalik permasalahan di buku ini.

"Segala bentuk kehidupan menghasilkan sampah. Menjalani kehidupan menghasilkan biaya, bahaya, dan pertanyaan pembuangan...." (hlmn. 173)

Emiko melakukan hal takterduga pada pelindung Kerajaan. Hal ini memicu perang dingin antara Kementrian Perdagangan Akkarat dengan Kemeja Putih Jendral Pracha! Anderson juga terseret dalam kasus ini.. Hock Seng dan Mai terus berjuang untuk hidup dalam kemelut perang. Bank benih warisan Raja Rama terus diperebutkan. Siapakah yang akan memenangkan pertarungan? 
Tenang saja, sosok Gibbons akan terkuak.

Bersetting di negara Thailand. Setiap latar tempat dan suasana dideskripsikan secara detail  sehingga aku bisa ikut merasakan ketegangan akibat konflik politik tsb,  sangat mengerikan takheran buku ini berlebel 21+. Apakah Thailand sekumuh dan seburuk itu?๐Ÿ˜ง

Penokohan kuat dan memakai sudut pandang orang ketiga. Jujur aku sempat ragu membaca buku ini dan merasa bingung di awal bab tapi ternyata 500 halaman selesai dengan cepat, aku begitu menikmati kisahnya๐Ÿ˜…

"Kita tidak bisa bertahan jika kita terisolasi sepenuhnya. Sejarah mengatakan pada kita bahwa kita harus berhubungan dengan dunia luar." (hlmn. 483)

๐ŸŒŸ: 4/5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar